LITOSFER, HIDROSFER DAN ATMOSFER

LITOSFER, HIDROSFER DAN ATMOSFER

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah

Pendalaman Materi IPA SD

Dosen: Abdur Rasyid, M.Pd.

 

 

Disusun Oleh :

  1. Ade Evi Mulyati B (13.22.1.0003)
  2. Ririn Romayanti (13.22.1.0210)
  3. Riza Fauzi Hamzah (13.22.1.0061)

 

 

 

Kelas : IPA ABC

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

UNIVERSITAS MAJALENGKA

2016

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. Latar Belakang

Pengetahuan tentang bumi merupakan bagian dari bidang studi IPA di sekolah dasar. Oleh karena itu kita perlu meningkatkan dan mengoptimalkan pengetahuan mengenai bumi.

Bumi mempunyai beberapa struktur lapisan yaitu litosfer, hidrosfer dan atmosfer. Lithosfer mengandung pengertian sebagai lapisan kerak bumi paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 70 km. Hidrosfer merupakan tubuh air atau lapisan air yang menyelimuti bumi, baik yang berbentuk cair, salju, maupun es. Dan atmosfer dapat didefinisikan sebagai selubung berwujud gas yang mengelilingi bumi.

Pada makalah ini kita akan mengungkap apa saja yang merupakaan struktur atau bagian dari alam semesta yang memiliki keistimewaan. Hal ini dapat kita perjelas dengan adanya kita sebagai mahluk yang hidup dan berkembang dibumi.

  1. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :

  1. Apa itu litosfer?
  2. Apa saja batuan pembentuk litosfer?
  3. Bagaimana tenaga geologi pembentuk bumi?
  4. Apa itu hidrosfer?
  5. Bagaimana siklus hidrologi?
  6. Apa saja yang temasuk pada air permukaan?
  7. Bagaimana air tanah itu?
  8. Bagaimana perairan laut itu?
  9. Apa itu atmosfer?
  10. Bagaimana komposisi atmosfer?
  11. Bagaimana struktur vertikal atmosfer?
  12. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:

  1. Apa itu litosfer.
  2. Apa saja batuan pembentuk litosfer.
  3. Bagaimana tenaga geologi pembentuk bumi.
  4. Apa itu hidrosfer.
  5. Bagaimana siklus hidrologi.
  6. Apa saja yang temasuk pada air permukaan.
  7. Bagaimana air tanah itu.
  8. Bagaimana perairan laut itu.
  9. Apa itu atmosfer.
  10. Bagaimana komposisi atmosfer.
  11. Bagaimana struktur vertikal atmosfer.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. Litosfer
  2. Pengertian

Lithosfer mengandung pengertian sebagai lapisan kerak bumi paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 70 km. Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan lebih tebal dari bagian samudra. Litosfer terbentuk dari beberapa mineral yang disebut silikat (SiO2) yang merupakan gabungan antara oksigen dan silikon.

Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

  1. Kerak bumi (crush)/ Litosfer

Kerak Bumi atau Crush merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100o C. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.

  1. Selimut atau selubung (mantle)/ Astenosfer

Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000o C.

  1. Inti bumi (core)/ Barisfer

Inti bumi (core) yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200o C. Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500o C.

  1. Batuan Pembentuk Litosfer
  2. Batuan Beku

Batuan beku terjadi dari pembekuan magma yang berasal dari dalam, bumi. Menurut tempat membekuny; dibedakan atas :

  • Batuan Beku Dalam, Terjadi di dalam magma, dengan penurunan suhu secara perlahan. Penurunan suhu secara perlaha tersebut menyebabkan krbtalnya terjadi dengan sempurna (Plutonik). Contoh batuannya batu granit.
  • Batuan Beku korok, Terbentuk di antara magma dengan kawah atau lubang-lubang yang terjadi di sekitar gunung api. Strukti batunya beragam tergantung dari penurunan suhunya. Strukturnya disebut sebagai Porfirit dan conto batuannya adalah granit porfirit.
  • Batuan Beku Luar, Pembekuan yang terjadi secara tiba-tiba di luar gunung api menyebabkan hablurnya halus seperti kace sehingga disebut batu kaca atau Obsidian. Jika telah mencapai permukaan bumi dan mengandung banya gas, akan menjadi batu apung.

 

  1. Batuan Endapan Atau Sedimen

Batuan sedimen berasal dan pelapukan atau pengikisan batuan beku, oleh gaya eksogen seperti aktivitas angir sinar matahari, tumbuhan dan manusia. Ciri utama batuan sedimen adalah berlapis-lapis.
Berdasarkan tenaga yang mengangkutnya terbagi atas :

  • Aquatis oleh air
  • Aeolis oleh angin
  • Glasial oleh es

Berdasarkan tempat pengendapannya :

  • Sedimen Tenistris (daratan)
  • Sedimen Fluvial (sungai)
  • Sedimen Limnis (rawa)
  • Sedimen Marine (laut)
  • Sedimen Glasial (Gletser)
  • Sedimen Marginal (Pantai)
  1. Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan. Faktor perubahannya adalah tekanan dan suhu.

  • Batuan Mefamorfosis Termal, yang paling menentukan adalah suhu. Contohnya adalah perubahan magma granit yang panas menjadi bati manner setelah menembus lapisan batuan Ramping. Jika dalam perubaban tersebut terlalu banyak gas akar menyebabkan terjadinya peristiwa pneumatolisis, yaitu. terbentuknya mineral baru. Seperti terjadi bati zamrud dan timah.
  • Batuan Metamorfosis Dinamo, Pada pembentukan batuan ini yang berperan adalah tekanan. Batuan sedimen karena pengaruh tekanar akan beruban menjadi batu Sabak atau Serpih yang bisa dibelah menurut bidang datar. Contoh: Batu tulis dari antrasit (batu bara muda).

 

  1. Tenaga Geologi

Permukaan bumi terbentuk dalam jutaan tahun oleh dua tenaga, yaitu Endogen (dari dalam bumi) dan Eksogen (dari luar bumi). Keduanya membuat keseimbangan di beberapa bagian muka bumi, tetapi kadang-kadang tidak.

  1. Tenaga Endogen

Tenaga endogen adalah tenaga-tenaga yang bekerja di dalam bumi. Tenaga ini bersifat membangun karena membentuk kenampakan-kenampakan alam yang baru. Aktivitas tenaga endogen meliputi vulkanisme, tektonisme, dan seisme.

  • Tektonisme

Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari dalam Bumi yang menyebabkan terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan pada kulit bumi dan batuan. Tenaga tektonik dibedakan menjadi dua sebagai berikut.

  1. Gerak Epirogenesa

Gerak epirogenesa adalah gerakan tenaga endogen yang sangat lambat dan meliputi areal yang sangat luas. Apabila permukaan Bumi bergerak turun, permukaan laut tampak seolah-olah naik sehingga disebut gerak epirogenesa positif. Contohnya terjadi di Kepulauan Maluku dan Banda. Sebaliknya, apabila permukaan Bumi naik sehingga tampak seolah-olah permukaan air laut turun disebut gerak epirogenesa negatif. Contohnya terjadi di Pulau Buton dan Timor.

  1. Gerak Orogenesa

Gerak orogenesa adalah gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi wilayah yang sempit. Akibatnya, akan terbentuk pegunungan. Contohnya pegunungan Bukit Barisan (Sumatra), Pegunungan Seribu (Jawa), dan Pegunungan Verbeek (Sulawesi). Selain itu, gerakan ini juga berpengaruh terhadap terbentuknya lipatan, patahan, dan retakan.

 

 

  • Lipatan

Lipatan disebabkan oleh gerakan dari dalam Bumi akibat tekanan yang besar dan temperature yang tinggi sehingga membuat sifat batuan menjadi cair, liat, atau plastis. Hal itu menyebabkan batuan akan terlipat apabila ada dorongan tenaga tektonik. Bagian puncak dari lipatan disebut antiklinal dan bagian lembah disebut sinklinal.

Keterangan :

  1. Lipatan tegak
  2. Lipatan miring
  3. Lipatan rebah
  4. Lipatan menggantung
  5. Lipatan isoklin
  6. Lipatan kelopak
  • Patahan

Patahan terjadi ketika kulit Bumi yang bersifat padat dan keras mengalami retak atau patah pada saat terjadi gerakan orogenesa. Bentang alam yang disebabkan oleh Patahan adalah gawir dan triagle foc.

  • Vulkanisme

Vulkanisme adalah semua gejala alam yang terjadi akibat adanya aktivitas magma. Magma merupakan batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit Bumi, terbentuk dari berbagai mineral dan gas yang terlarut di dalamnya. Magma dapat bergerak ke segala arah. Jika gerakan magma tetap di bawah permukaan Bumi disebut intrusi magma. Magma yang bergerak dan mencapai permukaan Bumi disebut ekstrusi magma.

  1. Intrusi Magma

Penyusupan magma yang tidak sampai permukaan Bumi setelah membeku akan membentuk kenampakan sebagai berikut:

(1) Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma karena penurunan suhu yang lambat.

(2) Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan di atasnya tetap rata.

(3) Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.

(4) Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.

(5) Apofisa adalah semacam cabang dari intrusi gang, tetapi lebih kecil.

(6) Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder mulai dari dapur magma sampai ke permukaan Bumi.

 

 

  1. Ekstrusi Magma

Proses ekstrusi magma dapat menyebabkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma dapat terjadi di daratan maupun lautan. Berdasarkan bentuk lubang keluarnya magma, terdapat tiga macam ekstrusi magma sebagai berikut.

(1) Ekstrusi linier, yaitu magma yang keluar melalui celah-celah retakan atau patahan yang memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi. Contohnya deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

(2) Ekstrusi areal, yaitu magma yang dekat dengan permukaan bumi sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya di Yellowstone National Park di Amerika Serikat.

(3) Ekstrusi sentral, yaitu magma yang keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau dan Gunung Vesuvius.

Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada tiga macam gunung berapi sentral sebagai berikut.

  • Gunung api perisai. Gunung api ini terbentuk karena magma yang keluar sangat encer sehingga membentuk lereng sangat landai dan melebar. Contohnya Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Hawaii.
  • Gunung api maar. Gunung api ini terbentuk akibat adanya letusan eksplosif dengan material yang sedikit karena sumber magmanya sangat dangkal dan sempit. Di bekas kawahnya terbentuk cekungan yang kadang-kadang terisi air dan membentuk danau. Contohnya Danau Klakah di Lamongan dan Danau Eifel di Prancis.
  • Gunung api strato. Gunung api ini lerengnya berlapis-lapis karena terbentuk dari erupsi campuran antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus-menerus. Gunung ini banyak ditemukan di Indonesia. Contohnya Gunung Merapi, Kelud, Merbabu, dan Semeru.

Berdasarkan kekuatan letusannya, erupsi gunung api dibedakan sebagai berikut:

  • Erupsi eksplosif, yaitu erupsi atau letusan yang menyebabkan ledakan akibat tekanan gas magmatis yang sangat kuat. Material yang dikeluarkan bersifat padat dan cair.
  • Erupsi efusif, yaitu erupsi atau letusan yang tidak menimbulkan ledakan karena tekanan gas kurang kuat. Material yang dikeluarkan adalah material cair berupa lava dan sedikit material padat yang berukuran kecil.

3)   Seisme (Gempa)

Gempa terjadi akibat getaran kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam Bumi.

  1. Jenis-Jenis Gempa

Berdasarkan peristiwa yang menimbulkannya, gempa dibedakan sebagai berikut:

(1) Gempa tektonik, yaitu gempa yang diakibatkan gerakan tektonisme berupa patahan atau retakan. Gempa ini bisa sangat kuat dan meliputi wilayah yang luas.

(2) Gempa vulkanik, yaitu gempa yang terjadi sebelum atau saat gunung api meletus. Gempa ini hanya terasa di sekitar gunung berapi sehingga tidak terlalu kuat dibanding gempa tektonik.

(3) Gempa runtuhan, yaitu gempa yang terjadi karena runtuhnya atap gua atau terowongan tambang. Gempa ini relatif lemah dan hanya terasa di sekitar tempat runtuhan terjadi.

Berdasarkan bentuk episentrumnya, gempa dibedakan sebagai berikut:

(1) Gempa linier, yaitu gempa yang episentrumnya berupa garis.

(2) Gempa sentral, yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk titik.

Berdasarkan kedalaman pusat gempa atau hiposentrum.

(1) Gempa dalam, jika hiposentrumnya terletak 300–700 km di bawah permukaan Bumi.

(2) Gempa intermidier, jika hiposentrumnya 100–300 km di bawah permukaan Bumi.

(3) Gempa dangkal, jika hiposentrumnya kurang dari 100 km di bawah permukaan Bumi.

Berdasarkan jarak episentrumnya, gempa dibedakan sebagai berikut.

(1) Gempa setempat, jika jarak episentrum dari tempat gempa terasa kurang dari 1.000 km.

(2) Gempa jauh, jika jarak episentrum dari tempat gempa terasa sekitar 10.000 km.

(3) Gempa sangat jauh, jika jarak episentrum dari tempat gempa terasa lebih dari 10.000 km.

  1. Tenaga Eksogen

Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga ini bersifat merombak bentuk permukaan Bumi hasil dari tenaga endogen. Misalnya perbukitan yang terkikis oleh angin akan mengubah bentuk permukaan Bumi yang ada. Secara umum tenaga eksogen berasal dari tiga sumber, yaitu atmosfer (perubahan suhu dan angin), air (aliran air, hujan, gelombang laut, dan gletser), serta organisme (jasad renik, tumbuhan, hewan, dan manusia).

 

 

 

  • Pelapukan (Weathering)

Pelapukan merupakan proses penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil, bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Pelapukan dibagi menjadi tiga sebagai berikut.

  • Pelapukan Mekanis

Pelapukan mekanis atau pelapukan fisis merupakan proses penghancuran batuan secara fisis tanpa mengalami perubahan kimiawi. Pelapukan ini antara lain disebabkan oleh pembekuan air, akibat pemuaian, perubahan suhu yang tiba-tiba, dan perbedaan suhu yang besar antara siang dan malam.

  • Pelapukan Kimiawi

Pelapukan kimia adalah pelapukan batuan yang terjadi akibat peristiwa kimia. Pelapukan ini antara lain disebabkan oleh air hujan yang mengandung senyawa H2O dan CO2 sehingga memiliki daya larut yang besar, terutama bila mengenai batuan kapur atau karst. Hasil pelapukan di daerah karst menghasilkan karren, ponor, sungai bawah tanah, stalaktit, stalakmit, dan gua kapur.

  • Pelapukan Biologis

Pelapukan biologis atau pelapukan organis adalah pelapukan batuan yang disebabkan oleh makhluk hidup, misalnya oleh tumbuhan, hewan, dan manusia. Contohnya cendawan atau lumut yang menutupi batuan dan mengisap makanan dari batu, lama-kelamaan bisa menghancurkan batuan tersebut.

2) Erosi

Erosi adalah proses pengikisan batuan yang dilakukan oleh air, angin, dan gletser. Air hujan mampu mengikis tanah gundul dan mengalir ke sungai. Air sungai juga dapat mengikis bagian tepi maupun dasar sungai. Gelombang laut dapat mengikis tebing dan batu karang sedikit demi sedikit di tepi pantai. Pengikisan batuan oleh air laut disebut abrasi. Pengikisan batuan oleh angin disebut juga korasi. Embusan angin dengan material-material yang diangkutnya terutama di daerah gurun akan menabrak gunung-gunung batu sehingga membentuk kenampakan-kenampakan baru. Sementara itu, erosi oleh gletser disebut erosi glasial. Aliran gletser mampu mengikis palung sungai yang berbentuk V menjadi berbentuk U.

Alur sungai memiliki kenampakan yang senantiasa berubah, misalnya bagian tepi yang semakin lebar,maupun pengendapan di dasar sungai sehingga semakin dangkal.

3)Sedimentasi

Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air, angin, dan gletser. Pengendapan material bisa terjadi di sungai, danau, dan laut. Berikut ini beberapa jenis pengendapan batuan.

(a) Sedimen fluvial, jika pengendapan terjadi di sungai.

(b) Sedimen limmis, jika pengendapan terjadi di danau.

(c) Sedimen marin, jika pengendapan terjadi di laut.

  1. Hirosfer

Hidrosfer berasal dari kata hidro yang berarti air dan shaire yang berarti lapisan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hidrosfer merupakan tubuh air atau lapisan air yang menyelimuti bumi, baik yang berbentuk cair, salju, maupun es. Air merupakan sumber kehidupan utama bagi manusia. Tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa air. Hampir tiga perempat permukaan bumi tertutup oleh air, baik air yang berada di perairan darat maupun air yang berada di perairan laut. Lapisan air yang menutupi permukaan bumi kita disebut hidrosfer. Lapisan air tersebut menutupi permukaan bumi dan membentuk sungai, danau, rawa, awan, maupun uap air. Dengan bantuan sinar matahari, air selalu mengalami sirkulasi sehingga jumlahnya di bumi relatif tetap.

  1. Siklus Hidrologi

Air yang ada di bumi mempunyai jumlah yang relatif tetap dan selalu mengalami sirkulasi yang disebut siklus air. Perubahan yang dialami air di Bumi hanya terjadi pada sifat, bentuk, dan persebarannya. Air akan selalu mengalami perputaran dan perubahan bentuk selama siklus hidrologi berlangsung. Air mengalami gerakan dan perubahan wujud secara berkelanjutan. Perubahan ini meliputi wujud cair, gas, dan padat. Siklus air terjadi dengan bantuan penyinaran matahari.  Siklus air dapat dibedakan sebagai berikut:

  1. Siklus air pendek

Radiasi matahari dan angin menyebabkan air laut mengalami penguapan. Kemudian terjadi kondensasi dan membentuk titik-titik air yang disebut awan. Awan yang jenuh turun sebagai air hujan di permukaan air laut. Siklus air seperti ini disebut siklus air pendek.

  1. Siklus air sedang

Air laut mengalami penguapan, kemudian terjadi kondensasi dan membentuk awan. Awan tertiup angin dan terbawa ke daratan kemudian terjadi hujan di daratan. Sebagian air hujan akan meresap ke dalam tanah, mengalir ke permukaan, dan akhirnya menuju ke laut. Siklus air seperti ini disebut siklus air sedang.

  1. Siklus air panjang

Air laut mengalami penguapan, lalu terjadi kondensasi dan membentuk awan. Awan ini terbawa ke daratan dan terjadi hujan berupa hujan salju dan es. Salju dan es kemudian mengendap di permukaan tanah dan pada musim semi mulai mencair. Air tersebut kemudian sebagian akan meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi akan mengalir ke permukaan tanah, dan akhirnya menuju ke laut. Siklus air seperti ini disebut siklus air panjang.

Terjadinya siklus air tersebut disebabkan adanya proses-proses yang mengikuti gejala-gejala meterologis dan klimatologis, seperti berikut:

  1. Evaporasi, yaitu proses berubahnya air menjadi gas (uap air).
  2. Transpirasi, yaitu air yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman dan diuapkan melalui stomata.
  3. Kondensasi, yaitu proses berubahnya wujud dari uap air menjadi titik-titik air.
  4. Angin, yaitu udara yang bergerak dari tekanan maksimum ke tekanan minimum.
  5. Presipitasi, yaitu jatuhnya hydrometeor ke permukaan bumi dapat berupa air, salju, maupun es.
  6. Infiltrasi, yaitu proses perembesan air ke dalam lapisan tanah melalui pori-pori tanah atau batuan.
  7. Overland flow, yaitu aliran pada permukaan tanah.
  8. Run off, yaitu aliran air melalui suatu saluran.
  9. Air Permukaan

Indonesia memiliki wilayah laut dan darat. Tiga perlima luas wilayah Indonesia merupakan tubuh air permukaan yang berupa laut. Selain laut, tubuh air permukaan yang berupa sungai, danau, waduk, dan rawa banyak tersebar di wilayah Indonesia.

  1. Sungai

Sungai adalah saluran alami yang berfungsi mengalirkan air hujan, air tanah, maupun air salju yang mencair ke danau atau ke laut. Ilmu yang mempelajari tentang sungai disebut potamologi.

Jenis-jenis sungai

  • Jenis sungai berdasarkan sumber airnya
    1. Sungai hujan, yaitu sungai yang sumber airnya dari air hujan.
    2. Sungai mata air, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari mata air.
    3. Sungai gletser, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari es, salju, atau gletser mencair.
    4. Sungai campuran, yaitu sungai yang airnya bersumber dari campuran dua atau tiga sumber air di atas.
  • Jenis sungai berdasarkan volume airnya
    1. Sungai ephimeral, yaitu sungai yang mengalir pada saat terjadinya hujan dan beberapa saat setelah hujan selesai.
    2. Sungai intermiten, yaitu sungai yang mengalirkan airnya pada musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau kering. Sungai seperti ini disebut sebagai sungai episodik.
    3. Sungai pherenial, yaitu sungai yang airnya mengalir sepanjang tahun. Tipe sungai ini dapat dibedakan sebagai berikut:
  • Sungai periodik, yaitu sungai yang pada musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya sedikit.
  • Sungai permanen, yaitu sungai yang pada musim penghujan dan musim kemarau debit airnya hampir sama.
  • Jenis sungai berdasarkan arah aliran airnya
  1. Sungai konsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya sesuai dengan kemiringan struktur geologisnya.
  2. Sungai subsekuen, yaitu sungai yang arah aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekuen.
  3. Sungai obsekuen, yaitu sungai yang arah aliran airnya berlawanan dengan sungai konsekuen dan menuju sungai subsekuen.
  4. Sungai resekuen, yaitu sungai yang aliran airnya sesuai dengan sungai konsekuen dan menuju sungai subsekuen.
  5. Sungai insekuen, yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur.
  • Jenis sungai berdasarkan struktur geologinya
  1. Sungai antiseden, yaitu sungai yang mampu mempertahankan alirannya, meskipun terjadi pengangkatan secara perlahan.
  2. Sungai reverse, yaitu sungai yang tidak mampu mengimbangi pengangkatan sehingga terjadi perubahan arah aliran.
  3. Sungai superposed, yaitu sungai yang mengalir pada suatu daratan paneplain sehingga struktur batuan di dataran tersebut tersingkap.

Pola aliran sungai

Pola aliran sungai di permukaan bumi dipengaruhi oleh struktur geologi dan morfologi lahan. Bentuk pola aliran yang umum terjadi sebagai berikut.

  • Pola radial

Pola radial dapat dibedakan menjadi pola radial memusat dan pola radial menyebar. Pola radial memusat terjadi di daerah yang berupa basin, sedangkan pola radial menyebar terjadi di daerah yang berbentuk kubah (dome).

  • Pola dendritik

Pola dendritik tidak teratur. Anak-anak sungai bermuara ke induk sungai dengan sudut lancip dan tumpul. Pola seperti ini berkembang pada daerah dataran rendah.

 

 

  • Pola trellis

Pola aliran trellis terdapat pada daerah lipatan. Aliran dari anak-anak sungai sejajar dengan sungai induk, tetapi alirannya bertemu dan membentuk sudut siku-siku.

  • Pola rectangular

Pola aliran rectangular terjadi pada daerah patahan. Anak-anak sungai yang menuju induk sungai, membentuk sudut siku-siku.

Profil sungai

Profil sungai dapat dibedakan sebagai berikut.

  • Sungai bagian hulu

Sungai di bagian hulu mempunyai lembah berbentuk V. Hal ini disebabkan adanya lereng yang terjal sehingga arus air cepat. Akibatnya erosi vertical berjalan cepat. Di daerah ini belum terjadi sedimentasi sehingga air di daerah ini masih jernih.

  • Sungai bagian tengah

Sungai di bagian tengah mempunyai lembah berbentuk U. Di bagian ini erosi vertikal mulai mengecil dan erosi melebar (horizontal) menjadi lebih besar. Sedimentasi sudah mulai terjadi, namun materialnya masih agak kasar, dan sudah terjadi aliran sungai yang berkelok (meander).

  • Sungai bagian hilir

Sungai di bagian bawah atau hilir berbentuk U (U melebar). Gejala erosi vertical sudah tidak ada, namun erosi horizontal masih dapat berlangsung. Ciri profil sungai di daerah hilir ini antara lain terdapat meander, endapan berupa material halus, sering berbentuk delta, dan sering terdapat tanggul alam.

Manfaat sungai

Sungai memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Sejak dahulu manusia banyak memanfaatkan sungai. Pusat-pusat kota dan kerajaan ditempatkan di pinggir sungai, demikian pula pemusatan pemukiman (settlement) berada di sekitar sungai.  Adapun manfaat sungai sebagai berikut.

  • Penyuplai air untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri.
  • Tempat membudidayakan perikanan air tawar.
  • Untuk kepentingan transportasi, seperti di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
  • Untuk irigasi atau pengairan lahan pertanian.
  • Untuk pembangkit tenaga listrik.
  • Tempat pengambilan bahan bangunan, pasir, dan batu.
  • Sebagai objek wisata dan olah raga air.
  1. Danau

Danau adalah tubuh air dalam jumlah besar yang menempati basin di wilayah daratan. Suatu genangan dapat disebut danau jika paling tidak memiliki tiga kriteria sebagai berikut :

  • Mempunyai permukaan air yang cukup luas sehingga mampu menimbulkan gelombang.
  • Air cukup dalam sehingga terdapat strata suhu pada kedalaman air tersebut.
  • Vegetasi yang mengapung tidak cukup untuk menutupi seluruh permukaan danau.

Danau dapat terjadi dari berbagai sebab berikut.

  • Danau glacial

Danau glasial dapat terjadi sebagai akibat adanya erosi dan pengendapan yang diakibatkan oleh aktivitas gletser di lereng-lereng bukit atau pegunungan. Contoh dari danau glasial dapat kita temui pada Danau Stanley di Idaho, AS; Danau Michigan di Michigan, AS; dan Danau Huron di Kanada.

  • Danau vulkanik

Danau vulkanik terbentuk akibat adanya aktivitas vulkanik. Kaldera yang terbentuk akibat letusan gunung berapi, tergenang oleh air hujan. Danau seperti ini disebut juga danau crater. Beberapa danau vulkanik dapat ditemui di Indonesia, seperti kawah Gunung Kelud, kawah Gunung Tangkuban Perahu, dan Danau Maninjau di Sumatera Barat.

  • Danau tektonik

Danau tektonik terbentuk akibat gerakan lempeng tektonik. Gerakan lempeng tektonik ini dapat menyebabkan terjadinya patahan sehingga terbentuk lembah (slenk), kemudian terisi oleh air hujan dan membentuk suatu genangan yang disebut danau. Contoh danau jenis ini adalah Danau Singkarak dan Danau Towuti.

  • Danau tekto-vulkanik

Danau tekto-vulkanik terbentuk akibat adanya kegiatan tektonik dan vulkanik. Adanya kegiatan tektonik memacu kegiatan vulkanik sehingga terjadi patahan dan gunung berapi. Bekas gunung berapi tersebut menjadi suatu basin yang kemudian terisi air hujan sehingga terbentuk danau. Contoh danau tektovulkanik adalah Danau Toba.

  • Danau karst

Danau karst terbentuk akibat adanya proses solusi atau pelarutan kapur oleh air sehingga terbentuk suatu dolina/dolin. Jika dolina ini terisi oleh air hujan maka terbentuklah danau karst. Proses solusi kapur juga akan menyebabkan terjadinya subsiden atau runtuhan sehingga terbentuk suatu basin yang jika terisi oleh air hujan akan terbentuk suatu genangan yang disebut danau. Danau seperti ini dapat kita temui di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta.

  • Danau aliran

Danau aliran dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu danau oxbow, danau lateral, dan danau delta. Danau aliran terjadi akibat pemotongan meander sehingga terbentuk sisa aliran yang tertinggal. Jika sisa aliran tersebut terisi air maka terbentuklah danau oxbow. Danau aliran juga dapat terjadi akibat sedimentasi yang besar sehingga menutup muara anak sungai dan terbentuk genangan di muara anak sungai. Danau ini disebut danau lateral. Jika genangan air ini terjadi didaerah delta maka terbentuk danau delta.

  • Danau laguna

Danau laguna terjadi akibat kombinasi kerja antara angin dan ombak yang menyebabkan terjadinya tanggul-tanggul pasir di sepanjang pantai dan kemudian membentuk suatu laguna.

  • Danau buatan (waduk)

Danau buatan terjadi akibat adanya pembendungan sungai yang dilakukan oleh manusia. Contoh dari danau jenis ini adalah Waduk Saguling, Waduk Gajah Mungkur, dan Waduk Kedungombo.

Danau sebagai tempat penampungan air mempunyai manfaat untuk kehidupan manusia dan penyeimbangan lingkungan sekitar. Manfaat danau bagi kehidupan antara lain sebagai berikut:

  • Danau sebagai pembangkit listrik
  • Tempat rekreasi
  • Perikanan darat
  • Pengendali banjir
  1. Rawa

Pernahkah kamu melihat rawa? Mungkin di daerah tempat tinggalmu terdapat rawa. Di Indonesia, rawa banyak terdapat di pantai timur Sumatra dan pantai selatan Kalimantan. Rawa merupakan daerah yang selalu tergenang air. Genangan ini bisa berasal dari air hujan, air sungai, maupun dari sumber mata air di dalam tanah. Keberadaan rawa sangat bermanfaat bagi kehidupan. Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat digunakan sebagai bahan baku biogas dan barang kerajinan seperti anyaman tas dan sebagainya. Selain itu, rawa dapat digunakan sebagai lahan pertanian pasang surut perikanan darat dan dikembangkan sebagai daerah wisata.

  1. Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah yang dibatasi oleh satu atau dua lapisan tanah atau batuan yang kedap air. Lebih dari 98% air yang terdapat di daratan adalah air tanah. Pada saat ini, air tanah mempunyai peranan yang sangat penting untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia.

  1. Macam-macam air tanah

Air tanah dapat dibedakan sebagai berikut :

  • Air preatis, yaitu air tanah yang terletak pada akifer bebas. Misalnya, air sumur.
  • Air artesis, yaitu air yang terletak pada akifer tertekan. Jika pada permukaan tanah dibuat sumur bor maka sering disebut juga dengan sumur artesis.
    1. Manfaat air tanah bagi kehidupan manusia antara lain sebagai berikut :
  • Kebutuhan rumah tangga, yaitu untuk mandi, mencuci, memasak, dan air minum.
  • Irigasi, yaitu sumber air bagi pertanian, misalnya sumur bor di daerah Indramayu, Jawa Barat.
  • Perindustrian, yaitu dimanfaatkan sebagai sumber air industri, misalnya industri tekstil dimanfaatkan untuk pencelupan, industri kulit untuk membersihkan kulit, dan lain-lain.
  1. Perairan Laut

Laut adalah bagian permukaan bumi yang cekung dan tertutup oleh air yang mempunyai kadar garam tinggi. Ilmu yang mempelajari perairan laut adalah oseanografi.

  1. Klasifikasi perairan laut
  • Perairan laut berdasarkan luas dan bentuknya
  1. Teluk adalah bagian laut yang menjorok(masuk) ke daratan. Misalnya, Teluk Pelabuhan Ratu, Teluk Poso, dan Teluk Tomini.
  2. Selat adalah laut yang relatif sempit dan terletak di antara dua pulau. Misalnya, Selat Sunda, Selat Bali, dan Selat Madura.
  3. Laut adalah perairan yang terletak di antara pulau-pulau yang relatif lebih luas dibadingkan dengan selat. Misalnya, Laut Jawa, Laut Tengah, dan Laut Merah.
  4. Samudera adalah laut yang sangat luas dan terletak di antara benua-benua. Misalnya, Samudera Hindia, Samudera Atlantik, dan Samudera Pasifik.
  • Perairan laut berdasarkan proses terjadinya
  1. Laut trangresi adalah laut yang terjadi karena ada genangan air laut terhadap daratan pada waktu berakhirnya zaman es. Misalnya, Laut Jawa, Laut Arafuru, dan Laut Cina Selatan.
  2. Laut regresi adalah laut yang menyempit, yang terjadi pada zaman es karena penurunan permukaan air laut sebagai akibat adanya penurunan.
  3. Laut ingresi adalah laut yang terjadi karena dasar laut mengalami gerakan menurun. Misalnya, Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi, dan Laut Maluku.
  • Perairan laut berdasarkan letaknya
  1. Laut tepi adalah laut yang terletak di tepi benua. Misalnya, Laut Cina Selatan yang dipisahkan oleh Kepulauan Indonesia dan Filipina.
  2. Laut pertengahan adalah laut yang terletak di antara benua-benua. Misalnya, laut yang berada di Indonesia, Laut Tengah (Laut Mediteran) yang terletak di Benua Eropa, Benua Afrika, dan Benua Asia.
  3. Laut pedalaman adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua dan dikelilingi oleh daratan. Misalnya, Laut Kaspia, Laut Hitam, dan Laut Mati.
  • Perairan laut menurut kedalamannya
  1. Zona littoral

Zona littoral atau zona pesisir laut terletak di antara garis pasang dan garis surut. Jadi, kedalamannya 0 m (nol meter). Pada zona ini tampak beberapa jenis binatang, tetapi bukan ikan, misalnya undur-undur dan jengking (kepiting darat).

  1. Zona neritik

Zona neritik adalah laut yang terletak pada kedalaman 0 m – 200 m. Misalnya, Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka dan Laut Arafuru. Ciri-ciri zona neritik sebagai berikut.

  • Sinar matahari masih menembus dasar laut.
  • Kedalamannya ± 200 m.
  • Bagian paling banyak terdapat ikan dan tumbuhan laut.
  1. Zona batial

Zona batial adalah laut yang terletak pada kedalaman 200 m -1.000 m. Secara geologis, zona ini merupakan batas antara daratan dan perairan. Ciri-ciri zona batial sebagai berikut.

  • Sinar matahari tidak ada lagi.
  • Kedalaman antara 200 m – 1.000 m.
  • Tumbuh-tumbuhan jumlahnya terbatas.
  1. Zona abisal

Zona abisal adalah laut yang terletak pada kedalaman lebih dari 1.000 m sampai 6.000 m.
Ciri-ciri zona abisal sebagai berikut.

  • Sinar matahari tidak ada lagi.
  • Kedalaman antara 1.000 m – 6.000 m.
  • Suhu sangat rendah sudah mencapai titik beku air.
  • Tumbuh-tumbuhan tidak ada lagi dan jumlah binatang menjadi terbatas.
  1. Batas Landas Kontinen, Laut Teritorial, dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan perairan laut yang mengelilingi pulau-pulaunya. Wilayah laut yang luas perlu dikelola dan diawasi. Dalam pengelolaan wilayah laut dan penjagaan perbatasan wilayah dengan negara tetangga perlu peraturan. Pemerintah Indonesia telah menetapkan peraturan tentang wilayah perairan laut negara Republik Indonesia. Peraturan ini merupakan landasan untuk mengelola perairan laut agar memberi keuntungan di bidang sosial, ekonomi, dan pertahanan keamanan.

 

 

  • Batas Landas Kontinen

Pada tahun 1973 pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia. Penentuan landas kontinen Indonesia dan negara-negara tetangga dilakukan dengan perjanjian. Beberapa perjanjian tentang batas wilayah perairan laut telah dilakukan Indonesia dengan negara tetangga. Berdasarkan isi perjanjian di atas, wilayah laut Indonesia dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu laut teritorial (laut wilayah), laut Nusantara, landas kontinen, dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

  • Laut Teritorial (Laut Wilayah)

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Deklarasi Juanda pada tanggal 13 Desember 1957. Deklarasi ini menetapkan bahwa batas perairan laut wilayah Indonesia adalah 12 mil laut diukur dari garis pantai masing-masing pulau sampai titik terluar. Deklarasi ini juga melandasi lahirnya Wawasan Nusantara.

  • Laut Nusantara

Merupakan laut yang berada di antara pulau-pulau yang dibatasi oleh garis dasar/pangkal pulau yang bersangkutan. Kedaulatan atas wilayah laut ini berada sepenuhnya di tangan negara Indonesia.

  • Landas Kontinen

Merupakan bagian dasar laut paling tepi atau dekat kontinen/benua dengan kedalaman laut sampai 200 m. Wilayah landas kontinen Indonesia berada di luar laut teritorial Indonesia. Pada wilayah ini eksplorasi dan eksploitasi laut masih dapat dimungkinkan.

  • Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) diumumkan pemerintah Indonesia pada tanggal 21 Maret 1980. Pengumuman ini berpengaruh terhadap wilayah Indonesia dan negara-negara lain. Wilayah laut Indonesia bertambah luas mencapai dua kali dari sebelumnya. Pihak asing dilarang mengambil kekayaan laut di wilayah ZEE.

 

Penentuan batas wilayah laut dengan negara tetangga dilakukan dengan kesepakatan bersama. Indonesia mempunyai kepentingan atas ZEE antara lain sebagai berikut:

  • Hak berdaulat atas ZEE untuk eksplorasi, eksploitasi, pengelolaan, dan konservasi sumber daya alam.
  • Hak untuk melakukan penelitian, perlindungan, dan pelestarian lingkungan laut.
  • Pelayaran internasional bebas melalui wilayah ini. Negara lain bebas melakukan pemasangan berbagai sarana perhubungan laut.
  1. Manfaat perairan laut

Laut memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, di antaranya sebagai berikut.

  • Sumber mata pencaharian penduduk
  • Sarana transportasi laut
  • Pembangkit tenaga listrik
  • Tempat wisata bahari
  • Pengatur iklim
  • Tempat pertahanan dan keamanan
  • Sumber bahan tambang
  1. Atmosfer
    1. Pengertian

Atmosfer berasal dari kata Yunani, atmos (uap) dan sphair (bola). Jadi atmosfer dapat didefinisikan sebagai selubung berwujud gas yang mengelilingi bumi. Atmosfer memegang peranan penting bagi kelangsungan kehidupan di bumi, dengan pertimbangan sebagai berikut.

  1. Dalam atmosfer terkandung berbagai gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup, misalnya Oksigen (O2). Planet lain yang tidak beratmosfer tidak memiliki kehidupan seperti halnya dibumi.
  2. Panas matahari menghangatkan permukaan bumi sepanjang hari. Namun, jumlah sinar yang berlebihan berbahaya bagi kehidupan di bumi. Atmosfer ( melalui gas ozon) memperkecil jumlah cahaya matahari yang sampai ke bumi.
  3. Atmosfer menjerat panas sehingga lebih lambat kembali keruang angkasa, sehingga memperkecil perubahan suhu antara siang dan malam serta mengurangi dinginnya udara malam.
  4. Atmosfer melindungi bumi dari kejatuhan mereor dan benda-benda angkasa lain yang membahayakan, sehingga menjadi tempat paling aman bagi makhluk hidup untuk tinggal.
  1. Komposisi Atmosfer

Atmosfer tersusun atas gas-gas utama, berupa nitrogen (N2), oksigen (O2), argon (Ar), dan karbon dioksida (CO2). Nitrogen memiliki jumlah terbesar yang mencapai kurang lebih 78%. Gas ini berperan penting bagi pertumbuhan tanaman. Oksigen dihasilkan terutama melaui proses  fotosintesis tumbuhan hijau daun. Karbon dioksida secara alami dihasilkan dari pernafasan makhluk hidup (manusia dan hewan), dan dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis.

Beberapa gas lain dengan volume lebih kecil adalah neon, helium, hidrogen, kripton, methane, xenon, radon, serta ozon.meskipun jumlahnya sedikit, gas-gas itu memberi pengaruh bagi atmosfer.hidrogen( H2) yang berasal dari penguapan berbagai perairan dipermukaan bumi, berperan dalam menjaga kestabilan suhu dan membentuk formasi awan hujan. Ozon (O3) berperan dalam menyerap radiasi sinar ultra violet matahari sehingga tidak lagi berbahaya karena jumlahnya sudah berkurang ketika sampai kepermukaan bumi.

  1. Struktur Vertikal Atmosfer

Lapisan utama atmosfir dimulai dari permukaan bumi adalah troposfer, stratosfer, mesosfer, thermosfer, dan eksosfer.

  1. Troposfer (0-12 km d.p.l.)

Troposfer merupakan lapisan atmosfer terbawah dan terpadat. Ciri-ciri lapisan troposfer adalah sebagai berikut :

  • Pada lapisan ini terjadi berbagai fenomena cuaca (awan, hujan, angin, kilat dan guntur, dan lain-lain).
  • Pada lapisan ini terjadi penurunan suhu terhadap ketinggian. Setiap naik 1000 meter dari  permukaan laut, suhu turun kurang lebih 6,4o
  • Troposfer menerima panas dari sinar matahari dan permukaan bumi.
  • Troposfer mengandung lebih banyak uap air dan karbon dioksida.

Puncak dari troposfer disebut lapisan tropopause yaitu lapisan pralihan antara troposfer dan stratosfer. Ketebalannya kurang lebih 2 km dengan suhu berkisar antara -55oC hingga -60oC.

  1. Stratosfer (12-50 km d.p.l.)

Ciri-ciri khusus pada lapisan stratosfer yakni sebagai berikut :

  • Terdapat lapisan isothermal
  • Terdapat lapisan ozon yaituBatas lapisan stratosfer dengan lapisan diatasnya (me sosfer) disebut lapisan stratopause. Pada lapisan ini suhu akan meningkat dan turun kembali.
    1. Mesosfer (50-80 km d.p.l.)

Lapisan mesosfer menjadi pelindung bumi dari kejatuhan meteor atau benda-benda luar angkasa lain. Meteor atau benda langit lain akan terbakar saat melewati lapisan ini sehingga hanya tersisa serpihan kecil saat jatuh kebumi. Pada mesosfer hanya sedikit energi matahari yang terserap, sehingga suhu turun sangat tajam seiring dengan ketinggian. Batas atas lapisan mesosfer dinamakan lapisan mesopause. Beberapa hal yang terjadi pada lapisan ini adalah sebagai berikut :

  • Dapat terlihat awan malam ( noctulicent clouds ), yang terjadi saat matahari berada pada posisi 10o-15odibawah horizon. Namaun hanya terlihat di daerah lintang tinggi.
  • Terdapat lapisan D (lapisan kennelly) yaitu molekul-molekul gas yang mengalami ionisasi sehingga terbentuk lapisan ozon dan elektron bebas. Lapisan ini dapat menghantar listrik dan memantulkan gelombang radio frekuensi rendah (gelombang panjang).

 

  1. Thermosfer (80-450 km d.p.l.)

Pada lapisan ini terjadi proses inversi suhu yang berkisar akibat radiasi sinar X dan sinar ultra violet dari matahari. Lapisan thermosfer sering disebut lapisan panas.

Pada thermosfer terjadi proses ionisasi seperti halnya pada lapisan mesopause. Namun dibedakan atas 2 daerah ionisasi yaitu lapisan E dan F ( F1 dan F2 ).

  • Lapisan E / lapisan Heaviside (± 90-120 km) yang terdiri atas nitrogen dan oksigen, ionisasi pada lapisan ini disebabkan oleh sinar X.
  • Lapisan F / lapisan Appleton (± 150-300 km) terbagi atas lapisan F1 dan F2. Ionisasi pada lapisan ini terjadi karena sinar ultra violet. Pada lapisan F1 terkandung banyak atom-atom oksigen, sedangkan pada lapisan F2 terkandung ion nitrogen.

Lapisan E dan F hanya memantulkan gelombang radio dengan frekuensi lebih tinggi dari gelombang yang dipantulkan lapisan D. Misalnya gelombang yang di pancarkan oleh stasiun pemancar TV yang dapat diterima diseluruh dunia. Dibelahan bumi utara dan selatan pada lapisan termosfer sering terlihat cahaya yaitu aurora.

  1. Eksosfer (450-900km d.p.l.)

Eksosfer merupakan batas terluar atmosfer yang menbentang dan menyatu dg angkasa luar. Karena itu lapisan ini sering disebut lapisan antarplanet.

Beberapa fenomena pada lapisan ini adalah :

  • Gas pada lapisan ini sangat tipis, dengan hidrogen sebagai penyusun utama. Sinar ultraviolet juga mengisi lapisan ini.
  • Pada lapisan ini, atom-atom netral dan molekul-molekul bergerak bebas. Ada yang bergerak kembali ke daerah pengaruh gravitasi bumi, ada pula yang bergerak menunggalkan atmosfer ke ruang angkasa.
  • Pada lapisan ini terdapat cahaya redup, dikenal sebagai cahaya zodiakal,merupakan refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik yang sangat banyak jumlahnya.
    1. Manfaat Atmosfer

Adapun manfaat atmosfer adalah sebagai berikut:

  1. Menjaga suhu bumi supaya tetap hangat
  2. Menyaring sinar ultraviolet dari matahari yang berbahaya bagi kehidupan di bumi
  3. Memantulkan gelombang radio untuk komunikasi
  4. Melindungi bumi dari jatuhnya batuan meteor atau benda langit lainnya.
  5. Salah satu sumber daya alam yang memberikan kehidupan dan penghidupan di muka bumi
  6. Sumber tenaga yang murah ( udara yang bergerak/angin ).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

  1. Kesimpulan

Bumi mempunyai beberapa struktur lapisan yaitu litosfer, hidrosfer dan atmosfer. Lithosfer mengandung pengertian sebagai lapisan kerak bumi paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 70 km. Hidrosfer merupakan tubuh air atau lapisan air yang menyelimuti bumi, baik yang berbentuk cair, salju, maupun es. Dan atmosfer dapat didefinisikan sebagai selubung berwujud gas yang mengelilingi bumi.

  1. Saran

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang  “Litosfer, Hidrosfer dan Atmosfer”. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah dimasa yang akan datang.

 

 

 

Tinggalkan komentar